Jakarta – Di tengah kontroversi Ujian Nasional (UN) dan ujian kesetaraan bagi yang tidak lulus, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) memamerkan mahasiswa lulusan Paket C kepada wartawan.3 Mahasiswa yang ditampilkan dalam keterangan pers mengenai ujian kesetaraan ini, tampaknya menjadi upaya pemerintah meyakinkan masyarakat agar tidak khawatir dengan ujian kesetaraan.Mahasiswa yang dipamerkan itu antara lain Ardha Renzulli. Pemuda ini tercatat sebagai mahasiswa Universitas Indonesia semester V jurusan Kriminologi.Selama kuliah, prestasi Ardha cukup memuaskan. Hal itu bisa dilihat dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)-nya yang mencapai angka lebih dari 3.\\\”Jangan meremehkan ujian Paket C. Apalagi di kampus juga tidak ada perlakuan yang berbeda,\\\” terang Ardha dalam keterangan pers di Depdiknas, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (30\/6\/2006). Duduk di samping Ardha adalah Direktur Pendidikan Kesetaraan Depdiknas Ella Yulaelawaty.Ditambahkan Ardha, intelejensi tidak bisa hanya diukur melalui sekolah formal. \\\”Toh saya juga bisa mengikuti teman-teman yang lain,\\\” katanya meyakinkan.Ardha menjelaskan dia memilih belajar di Kejar Paket C karena tidak suka terikat dengan aturan formal di sekolah umum. \\\”Harus ditentukan masuk jam segini, pulang jam segini,\\\” celetuknya.2 Orang lainnya adalah Arsandi Akhmad yang tercatat sebagai mahasiswa Institut Teknologi Bandung Fakultas Teknik Elektro dan Informatika semester 4, dan Heru Antori yang kuliah di Universitas Islam Malang Fakultas Ilmu Kejuruan semester 2.Arsandi mengaku, dirinya pindah ke Kelompok Belajar (Kejar) Paket C karena dianggap sebagai siswa yang bermasalah di sekolah. \\\”Saya pindah karena puber dan suka main game<\/i>,\\\” katanya yang disambut senyum para wartawan.Namun Arsandi mengaku beruntung bisa belajar di Kejar Paket C. Karena selain sekolah, dia bisa sambil bekerja sebagai tenaga pengajar di Kejar Paket B.\\\”Ya mungkin itulah salah satu fleksibilitas dari Paket C, bisa belajar sekaligus bekerja. Terap gunalah,\\\” kata cowok berwajah manis ini.Awalnya Arsandi mengaku tidak percaya diri kuliah karena mendapat ijazah dari Paket C. Tapi lama-lama dia terbiasa karena tidak pernah ada yang mempermasalahkan dan mempertanyakan sekolah dan ijazahnya.
(nvt/)